Tenang di Surga Tante

Entah mengapa Jumat laluu aku ingin sekali pulang. Bergegaslah tanpa banyak siap aku menggendong tasku sepulang menapaki jalanan kampus hijau. ku langkahkan kaki menapaki stasiun dan bersegera menukar tiket di mesin kertas.

Setibanya di stasiun akhir, aku disambut hujan lebat yang sangat bersiul-siul bersautan. Aku di jemput orang satu rumah tuk menemuiku. Saat perjalanan pulang ayah ditelpon tuk segera ke rumahmu tante. Aku tak mengerti apaa yang terjdi, aku tak mengerti mengapa begitu tergesa-gesaa. Segeralah mobil ini diluncurkan menuju rumahmu nte, tanpa harus membelokkan badan ke rumah tercinta. Setiba disana kau sudh terbujur tak berdaya dan tak sadarkan diri.. Seolah kau kan terus tertidur. Aku pun tak kuasa menatapkan bola mataku ke wajahmu tante. Aku pun tertidur dirumahmu nte, kami terjaga menjagamu hingga mentari terbit. Tak ku sangka malam itu adalah jumpa terakhir kita di dunia. Aku tak kira kau kan pergi secepat itu tante. Firasatku tepat tuk kembali segera ke kampung halaman, ternyata Allah inginku menatap wajahmu dimalam terakhirmu. Aku masih tak percaya, namun Allah berkehendak lain. Sabtu ini kau telah menghembuskan napas terakhirmu tante.
Aku harap kau bahagia di surga Allah tante. Keluarga disini semoga tetap kuat dan sabar, Aamiin :)

Senin, 8 Februari 2016
#30HariMenulisSuratCinta

Komentar

  1. Amin, turut berduka untuk tantemu ya. semoga banyak kemudahan untuk tantemu menuju Dia Sang Pencipta.

    -Ikavuje

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kota Kecil

Tanpa Nama